Jumat, 16 Mei 2014

MACAM-MACAM CAIRAN INFUS BESERTA FUNGSINYA INFUS

Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk
menciptakan keadaan steril. Secara tradisional
keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta
sebagai akibat penghancuran dan penghilangan
semua mikroorganisme hidup. Konsep ini
menyatakan bahwa steril adalah istilah yang mempunyai konotasi relative, dan kemungkinan
menciptakan kondisi mutlak bebas dari
mikroorganisme hanya dapat diduga atas dasar
proyeksi kinetis angka kematian mikroba. ( Lachman, hal 1254 ). Sediaan parenteral volume besar umumnya
diberikan lewat infus intravena untuk menambah
cairan tubuh, elektrolit, atau untuk memberi
nutrisi. Infus intravena adalah sediaan parenteral
dengan volume besar yang ditujukan untuk
intravena. Pada umumnya cairan infus intravena digunakan untuk pengganti cairan tubuh dan
memberikan nutrisi tambahan, untuk
mempertahankan fungsi normal tubuh pasien
rawat inap yang membutuhkan asupan kalori yang
cukup selama masa penyembuhan atau setelah
operasi. Selain itu ada pula kegunaan lainnya yakni sebagai pembawa obat-obat lain. Cairan infus intravena dikemas dalam bentuk dosis
tunggal, dalam wadah plastik atau gelas, steril,
bebas pirogen serta bebas partikel-partikel lain.
Oleh karena volumenya yang besar, pengawet
tidak pernah digunakan dalam infus intravena
untuk menghindari toksisitas yang mungkin disebabkan oleh pengawet itu sendiri. Cairan infus
intravena biasanya mengandung zat-zat seperti
asam amino, dekstrosa, elektrolit dan vitamin. Walaupun cairan infus intravena yang diinginkan
adalah larutan yang isotonis untuk meminimalisasi
trauma pada pembuluh darah, namun cairan
hipotonis maupun hipertonis dapat digunakan.
Untuk meminimalisasi iritasi pembuluh darah,
larutan hipertonis diberikan dalam kecepatan yang lambat. Persyaratan 1. Sesuai kandungan bahan obat yang dinyatakan
didalam etiket dan yang ada dalam sediaan;
terjadi pengurangan efek selama penyimpanan
akibat perusakan obat secara kimia. 2. Penggunaan wadah yang cocok, yang tidak
hanya memungkinkan sediaan tetap steril tetapi
juga mencegah terjadinya interaksi bahan obat
dengan material dinding wadah. 3. Tersatukan tanpa terjadi reaksi. untuk itu,
beberapa faktor yang paling banyak menentukan
adalah: a) bebas kuman b) bebas pirogen c) bebas pelarut yang secara fisiologis tidak netral d) isotonis e) isohidris f) bebas bahan melayang Keuntungan pemberian infus intravena adalah
menghasilkan kerja obat yang cepat dibandingkan
cara-cara pemberian lain dan tidak menyebabkan
masalah terhadap absorbsi obat. Sedangkan
kerugiannya yaitu obat yang diberikan sekali lewat
intravena maka obat tidak dapat dikeluarkan dari sirkulasi seperti dapat dilakukan untuk obat bila
diberikan per oral, misalnya dengan cara
dimuntahkan Pembahasan: Infus tidak perlu pengawetkarena volume sediaan
besa. Jika ditambahkan pengawet maka jumlah
pengawet yang dibutuhkan besar sehingga dapat
menimbulkan efek toksis INFUS IV Ca GLUKONAT / GLUKONAT Dalam percobaan ini akan dibuat sediaan infus
intravena kalsium glukonat yang merupakan
larutan supersaturasi yang distabilkan dengan
penambahan 35 mg kalsium D-saccharate, dan
harus disimpan pada suhu kamar. Laju infus
maksimum yang disarankan adalah 200 mg/menit. Farmakologi : Kalsium merupakan mineral yang penting untuk
pemeliharaan kesempurnaan fungsi susunan saraf,
otot, sistem rangka, dan permeabilitas membran
sel. Kalsium adalah aktivator yang penting pada
beberapa reaksi enzimatis dan berperan dalam
proses fisiologi yang mencakup transmisi rangsangan oleh saraf, kontraksi jantung, otot
polos dan otot rangka, fungsi renal, pernafasan
dan koagulasi darah. Kalsium juga berperan dalam
reaksi pelepasan dan penyimpanan
neurotransmiter dan hormon, pengambilan dan
pengikatan asam amino, absorbsi vitamin B12 dan sekresi asam lambung. Farmakokinetik : Injeksi garam kalsium langsung masuk kedalam
pembuluh darah. Setelah diinjeksi, kalsium darah
meningkat dengan cepat dan kembali turun dalam
30 menit sampai 2 jam, terdistribusi cepat dalam
jaringan serta dieliminasi melalui urine. INFUS IV DEKSTRAN Kehilangan darah, sejauh jumlahnya tidak
melampaui 10% dari jumlah total, tubuh masih
dapat menyeimbangkannya kembali. Jika
kehilangannya lebih besar, harus disuplai cairan
pengganti darah untuk mengisi plasma melalui
jalan infus ke dalam tubuh. Hal tersebut dibutuhkan juga pada syok perdarahan, akibat
luka (kebakaran, luka dalam) pada sakit perut
atau muntah yang berkepanjangan. Infus dextran 70 merupakan larutan makromolekul
yang memiliki waktu tinggal yang lebih panjang
dalam pembuluh darah, karena tidak atau sedikit
mengalami difusi, juga airnya terikat secara
hidratasi. Yang menentukan dextran 70 sebagai
bahan pengganti plasma adalah berat molekulnya diatas 20.000. Pengisisan volume darah dapat
dilakukan dengan larutan NaCl fisiologis atau
dengan larutan elektrolit, namun jumlah cairan
yang dimasukkan tersebut hanya sebentar berada
dalam peredaran darah, untuk kemudian segera
dieliminasi keluar tubuh melalui ginjal INFUS IV ELEKTROLIT UNTUK DEHIDRASI Fungsi larutan elektrolit secara klinis digunakan
untuk mengatasi perbedaan ion atau
penyimpangan jumlah normal elektrolit dalam
darah. Ada 2 jenis kondisi plasma yang
menyimpang, yaitu : 1. Asidosis Kondisi plasma darah yang terlampau asam akibat
adanya ion klorida dalam jumlah berlebih. 2. Alkalosis Kondisi plasma yang terlampau basa akibat ion Na,
K, Ca dalam jumlah berlebih Kehilangan natrium disebut hipovolemia,
sedangkan kekurangan H2O disebut dehidrasi,
kekurangan HCO3 disebut asidosis, metabolic dan
kekurangan K+ disebut hipokalemia. (Formulasi
Steril, Stefanus Lukas, hal. 62) Dehidrasi adalah hilangnya elektrolit lebih rendah
secara disproporsional dibandingkan dengan
hilangnnya air. Dehidrasi sebagai akibat
meningkatnya tekanan osmotic cairan tubuh akibat
dari rasa haus yang tidak merangsang penggantian
air yang hilang dengan cukup (Dorlan ed. 26, hal. 498) Pada pasien yang tidak sadar atau mengalami
gangguan keseimbangan elektrolit akut, sehingga
harus segera diberikan ion-ion Ca2+, Na+, K+, Ce-
dan HCO3-, dan sebagai sumber kalori dimana
pengganti cairan dan kalori dibutuhkan, karena
ion-ion tersebut dibutuhkan oleh tubuh untuk memnuhi kebutuhan elektrolit tubuh pada
ekstrasel dan intrasel. Cairan ekstrasel baik
plasma darah maupun cairan intrsel mengandung
ion natrium dan klorida dalam jumlah yang besar,
ion bilarbonat dalam jumlah yang agak besar,
tetapi hanya sejumlah kecil ion kalium, magnesium phospat, sulfat, dan asam
organic.disamping itu plasma mengandung protein
dalam jumlah yang besar, sedangkan cairan
intrasel hanya mengandung protein dalm jumlah
protein yang leih kecil. Cairan intasel hanya mengandung sejumlah kecil
ion natrium dan klorida serta hampir tidak
mengandung ion kalsium, tetapi ia mengandung
ion kalium dan phospat dalam jumlah besar serta
ion magnesium dan sulfat dalam jumlah cukup
besar, semuanya hanya ada dalam konsentrasi yang kecil dalam cairan ekstrasel. Bahan-bahan yang digunakan (NaCl, KCl, NaHCO3,
CaCl2) mudah larut dalam air, sehingga dapat
digunakan air sebagai pembawanya. Air yang
digunakan harus bebas pirogen. Pirogen
merupakan produk metabolisme m.o (umumnya
bakteri, kapang dan virus). Secara kimiawi, pirogen adalah zat lemak yang berhubungan
dengan suatu molekul pembawa yang biasanya
merupakan polisakarida, tapi bisa juga peptide. Pirogen menyebabkan kenaikan suhu tubuh yang
nyata, demam, sakit badan, kenaikan tekanan
darah arteri, kira-kira 1 jam setelah injeksi.
Pirogen dapat dihilangkan dari larutan dengan
absorbsi menggunakan absorban pilihan.
(Lachman, hal. 1295-1296). Ion-ion ini diberikan dalam bentuk injeksi iv karena diharapkan dapat
segera memberikan efek. INFUS IV GLUKOSA NaCl / GLUKOSA 10% Pada umumnya larutan glukosa untuk injeksi
digunakan sebagai pengganti kehilangan cairan
tubuh, sehingga tubuh kita mempunyai energi
kembali untuk melakukan metabolismenya dan
juga sebagai sumber kalori. Dosis glukosa adalah
2,5-11,5 % (Martindale), pada umumnya digunakan 5 %. Dalam formula ini ditambahkan NaCl supaya
diapat larutan yang isotonis, dimana glukosa disini
bersifat hipotonis. Dalam pembuatan aqua p.i
ditambahkan H2O2 yang dimaksudkan untuk
menghilangkan pirogen, serta di dalam pembuatan
formula ini ditambahkan norit untuk menghilangkan kelebihan H2O2. INFUS IV MENGANDUNG Na, Ca, K Kalium klorida (KCl), kalium merupakan kation
(positif) yang terpenting dalam cairan intraseluler
dan sangat esensial untuk mengatur keseimbangan
asam-basa serta isotonis sel. Natrium klorida (NaCl), natrium merupakan kation
utama dalam cairan ekstraseluler dan memegang
peranan penting pada regulasi tekanan
osmotisnya. Sering digunakan dalam infus dengan
elektrolit lain. Equvalent elektrolit (Steril Dosage Form, hal
250) : Na+ = 135 mEq K+ = 5 mEq Ca+ = 5 mEq Mg+ = 2 mEq Kesetaraan ekuivalen elektrolit (Martindale) : 1g NaCl ~ 17,1 mEq Na+ E1 = 1,00 1g KCl ~ 13,4 mEq K+ E1 = 0,76 1g CaCl ~ 13,6 mEq Ca+ E1 = 0,51 1g MgCl ~ 9,8 mEq Mg+ E1 = 0,45 INFUS IV NaCl Natrium merupakan kation utama dalam cairan
ekstraseluler dan memegang peranan penting pada
regulasi tekanan osmotisnya, juga pada
pembentukan perbedaan potensial ( listrik ) yang
perlu bagi kontraksi otot dan penerusan impuls di
syaraf. Defisiensi natrium dapat terjadi akibat kerja fisik
yang terlampau berat dengan banyak berkeringat
dan banyak minum air tanpa tambahan garam
ekstra. Gejalanya berupa mual, muntah, sangat
lelah, nyeri kepala, kejang otot betis, kemudian
juga kejang otot lengan dan perut. Selain pada defisiensi Na, natrium juga digunakan
dalam bilasan 0,9 % ( larutan garam fisiologis )
dan dalam infus dengan elektrolit lain. INFUS IV PENGGANTI CAIRAN TUBUH Air beserta unsur-unsur didalamnya yang
diperlukan untuk kesehatan sel disebut cairan
tubuh. Cairan tubuh dibagi menjadi dua yaitu : 1. Cairan Intraseluler, cairan ini mengandung
sejumlah ion Na dan klorida serta hampir tidak
mengandung ion kalsium, tetapi cairan ini
mengandung ion kalium dan fosfat dalam jumlah
besar serta ion Magnesium dan Sulfat dalam
jumlah cukup besar. 2. Cairan Ekstraseluler, cairan ini mengandung ion
Natrium dan Klorida dalam jumlah besar, ion
bikarbonat dalam jumlah besar, tetapi hanya
sejumlah kecil ion Kalium, Kalsium, Magnesium,
Posfat, Sulfat,dan asam-asam organik (Guyton hal
309). Keseimbangan air dalam tubuh harus
dipertahankan supaya jumlah yang diterima sama
dengan jumlah yang dikeluarkan. Penyesuaian
dibuat dengan penambahan / pengurangan jumlah
yang dikeluarkan sebagai urin juga keringat. Ini menekankan pentingnya perhitungan
berdasarkan fakta tentang jumlah cairan yang
masuk dalam bentuk minuman maupun makanan
dan dalam bentuk pemberian cairan lainnya.
Elektrolit yang penting dalam komposisi cairan
tubuh adalah Na, K, Ca, dan Cl. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dibuatlah sediaan
infuse pengganti cairan tubuh yaitu infuse Ringers. Injeksi Ringer adalah larutan steril Natrium
klorida, Kalium klorida, dan Kalsium klorida dalam
air untuk obat suntik. Kadar ketiga zat tersebut
sama dengan kadar zat-zat tersebut dalam larutan
fisiologis. Larutan ini digunakan sebagai
penambah cairan elektrolit yang diperlukan tubuh (Ansel hal 408). INFUS IV PROTEIN UNTUK DBD Bilamana seorang penderita harus diberikan
makanan yang memadai tetapi tidak dapat melalui
saluran cerna. Indikasi cara ini biasanya digunakan
untuk persiapan bedah pada penderita kurang gizi,
persiapan kemoterapi radioterapi dan kelainan
saluran cerna berat. Nutrisi parenteral total memerlukan larutan yang mengandung asam
amino; glukosa; lemak; elektrolit; dan vitamin. Glukosa merupakan sumber karbohidrat yang lebih
disukai, tapi bila tiap harinya diberikan lebih dari
180 g maka harus ada monitoring kadar gula
darah. Bila mungkin diperlukan insulin. Glukosa
dengan ragam kekuatan 10 – 50 % harus di infus
melalui kateter vena central. Untuk menghindari trombosis (gumpalan darah yang terbentuk
pembuluh darah). Jumlah volume infuse intravena biasanya 500 mL
dan 250 mL mengandung zat-zat sebagai nutrisi,
penambah darah, elektrolit, asam amino,
antibiotik, dan obat yang umumnya diberikan
lewat jarum yang dibiarkan di vena atau kateter
dengan diteteskan terus menerus. Tetesan atau kecepatan mengalir dapat diatur oleh dokter atau
perawat sesuai dengan kebutuhan pasien.
Umumnya 2-3 mL permenit. Untuk Infus, intravena jarum/kateter biasanya
ditusukkan divena yang menonjol di lengan atau
kaki dan diikat erat di tempat tersebut sehingga
tidak akan bergeser dari tempat selama diinfus.
Bahaya utama infus intravena ialah kemungkinan
terbentuknya trombus akibat rangsang tusukan jarum pada dinding vena. Trombus akan lebih mungkin terjadi bila larutan
infus bersifat mengiritasi jaringan tubuh. Trombus
adalah gumpalan darah yang terbentuk dalam
pembuluh darah (atau jantung) yang umumnya
disebabkan oleh melambatnya aliran atau
perubahan darah atau pembuluh darah. Bila gumpalan darah itu beredar maka gumpalan
tersebut menjadi embolus, dibawa oleh aliran
darah sampai tersangkut di pembuluh darah,
menghalangi dan mengakibatkan hambatan atau
sumbatan yang disebut emboli. Suatu hambatan
dapat sangat berbahaya tergantung pada tempat dan keparahan hambatan tersebut. Obat-obat yang
diberikan lewat intravena biasanya harus berupa
larutan air, bercampur dengan darah dan tidak
mengendap. Keadaan tertentu dapat menimbulkan
terjadinya trombus dan kemudian menghalangi
aliran darah. (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi keempat, Howard C Ansel, hal 402) Demam berdarah adalah suatu penyakit infeksi
yang disebabkan virus Dengue tipe I-IV, disertai
demam 5-7 hari gejala-gejala perdarahan, dan
bila timbul syok: angka kematian cukup tinggi. Gejala dan tanda : 1. panas 5-7 hari, gejala umum tidak khas 2. perdarahan spontan (petekie, ekimosa,
epistaksis , derajat hematemesis, melena,
perdarahan gusi, uterus, telinga, dll) 3. ada gejala kegagalan peredaran darah seperti
nadi lemah dan cepat (> 120/menit), tekanan nadi
sempit (<> 4. nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur,
denyut jantung > 140/menit, acral dingin,
berkeringat, kulit biru Gejala Lain : 1. Hati membesar, nyeri spontan dan pada
perabaan 2. Asites 3. Cairan dalam rongga pleura (kanan) 4. Ensepalopati: kejang, gelisah, sopor, koma Prinsip penatalaksanaan : 1. Memperbaiki keadaan umum 2. Mencegah keadaan yang lebih parah 3. Memperbaiki syok dan perdarahan (pen:
rehidrasi sampai hari ke 7, namun hati-hati pada
hari ke 6 dapat terjadi arus balik cairan intersitiel
ke pembuluh darah) INFUS IV UNTUK MEMPERTAHANKAN KESEIMBANGAN
ASAM TUBUH Pembuatan infus ini mengacu pada penggunaannya
sebagai cairan infus yang dapat menstabilkan
jumlah elektrolit-elektrolit yang sama kadarnya
dalam cairan fisiologis normal, sehingga
diharapkan pasien dapat mempertahankan kondisi
elektrolitnya agar sesuai dengan batas-batas atau jumlah elektrolit yang normal pada plasma. Selain
itu, digunakan pengisotonis dekstrosa yang
diharapkan mampu menambah kalori bagi pasien
serta meningkatkan stamina karena biasanya
kondisi pasien yang kekurangan elektrolit dalam
keadaan lemas (sehingga perlu diinfus). Ion natrium (Na+) dalam injeksi berupa natrium
klorida dapat digunakan untuk mengobati
hiponatremia, karena kekurangan ion tersebut
dapat mencegah retensi air sehingga dapat
menyebabkan dehidrasi. Kalium klorida (KCl), kalium merupakan kation
(positif) yang terpenting dalam cairan intraseluler
dan sangat esensial untuk mengatur keseimbangan
asam-basa serta isotonis sel. Ion kalsium (Ca2+), bekerja membentuk tulang
dan gigi, berperan dalam proses penyembuhan
luka pada rangsangan neuromuskuler. Jumlah ion
kalsium di bawah konsentrasi normal dapat
menyebabkan iritabilitas dan konvulsi. Ion Magnesium (Mg2+) juga diperlukan tubuh untuk
aktivitas neuromuskuler sebagai koenzim pada
metabolisme karbohidrat dan protein. Dekstrosa, suatu bentuk karbohidrat yang
diberikan secara parenteral diharapkan dapat
memberikan tambahan kalori yang diperlukan
untuk menambah energi pada tubuh. Batas konsentrasi normal elektrolit dalam plasma
(Steril Dosage Form, hal 251-252) : Na+ = 135-145 mEq/L K+ = 3,5-5 mEq/L Ca2+ = 5 mEq/L Mg2+ = 2 mEq/L INFUS IV UNTUK PENGELOLAAN DEHIDRASI Sekitar 60% berat badan manusia terdiri dari
cairan. Setiap hari sekitar 1,7 liter cairan di dalam
tubuh keluar melalui urin, tinja, keringat dan
pernapasan. Cairan yang keluar tersebut akan
digantikan oleh cairan yang masuk ke dalam tubuh
melalui makanan dan minuman, yakni sebanyak 3 liter perhari. Jika cairan yang keluar dai tubuh
terjadi secara berlebihan dan tidak diimbangi
dengan cairan yang masuk, maka terjadilah
dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan
cairan atau air pada tubuh, karena terjadi
pengeluaran yang lebih banyak daripada
pemasukan. Gangguan kehilangan cairan tubuh ini
disertai dengan gangguan keseimbangan zat
elektrolit tubuh. Zat eletrolit yang diperlukan tubuh terdiri dari anion dan kation antara lain Na
+, K+, Ca2+, SO42-, dan Cl-. Dehidrasi terdiri dari : a. Absolut :Kandungan air dibawah normal atau
dibawah standar. b. Hypenatermic : Keadaan hilangnya elektrolit
lebih rendah secara disproporsional dibandingkan
dengan hilangnya air. c. Relatif : Dehidrasi sebagai akibat meningkatnya
tekanan osmotik cairan tubuh. d. Voluntari : Akibat dari rasa haus yang tidak
merangsang penggantian air yang hilang dengan
cukup. INFUS MENGANDUNG KARBOHIDRAT Karbohidrat merupakan bahan bakar utama
(sumber energi) bagi tubuh yang didalam makanan
terdapat sebagai monosakarida, disakarida dan
polisakarida. Selain sumber energi juga berperan
penting dalam menjaga keseimbangan asam-basa,
pembentukan struktur sel, jaringan dan organ tubuh. Bilamana seorang penderita harus diberikan
makanan yang memadai tetapi tidak dapat melalui
saluran cerna atau mengalami gangguan saluran
cerna seperti diare maka sumber energi utama
yakni karbohidrat dapat diberikan melalui infus
yang mengandung karbohdrat. Glukosa merupakan sumber karbohidrat yang lebih
disukai dan salah satu senyawa yang penting
didalam tubuh sebagai sumber energi. INFUS Na BIKARBONAT UNTUK ASIDOSIS METABOLIK Asidosis metabolic adalah suatu keadaan dimana
pH arterial bersifat asam dan konsentrasi
bikarbonat plasma dibawah normal. Pada asidosis
metabolic akut, pH arterial dibawah 7,1-7,2 dan
konsentrasi bikarbonat plasma, <8> Farmakologi Na.bikarbonat merupakan agen pengalkali yang
berdisosiasi membentuk ion bikarbonat.
Bikarbonat merupakan komponen basa konjugasi
dari buffer ekstraseluler utama yang ada di
tubuh,yaitu buffer bikarbonat-asam karbonat.
Pada kondisi normal buffer ini menjaga pH plasma yaitu 7,37-7,42. Namun bila terjadi gangguan
pada system buffer ini maka pH plasma dapat naik
ataupun turun. pH plasma yang dibawah normal
mengindikasikan terjadinya asidosis metabolic.
Pemberian Na.bikarbonat akan menigkatkan
konsentrasi bikarbonat plasma dan meningkatkan pH plasma sehingga pH plasma normal kembali (DI
2003 hal 2472-2473). INFUS PROTEIN Protein merupakan makromolekul yang pada
hidrolisa hanya menghasilkan asam amino. Sel
hidup menghasilkan berbagai macam
makromolekul (protein, asam nukleat dan
polisakarida) yang berfungsi sebagai komponen
struktural, biokatalisator, hormon, reseptor dan sebagai tempat penyimpanan informasi genetik.
Makromolekul ini merupakan biopolimer yang
dibentuk dari unit monomer atau bahan
pembangun. Asam amino dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Asam amino essensial yaitu asam amino yang
diperlukan oleh tubuh tetapi tidak dapat disintesis
dalam tubuh sehingga harus diperoleh dari luar.
Contoh : Arginin, histidin, isoleusin, lisin,
metionin, fenil alanin, treonin, triptofan, dan
valin. 2. Asam amino non essensial yaitu asam amino
yang dapat disintesa didalam tubuh. Contoh:
Alanin, asparagin, asam aspartat, sistein, asam
glutamate, glutamin, glisin, prolin, hidroksiprolin,
serin, dan tirosin. Arginin mempunyai fungsi yang sama seperti asam
amino, yaitu meningkatkan stimulan hormon
pertumbuhan, prolaktin, dan glukosa darah.
Arginin dapat menambah konsentrasi glukosa
darah. Efek ini dapat langsung berpengaruh dari
hati menjadi asam amino yang berkualitas.(DI hal 1341) INFUS IV DEKSTROSA Farmakologi (DI, hal 1427) Dekstrosa dengan mudah dimetabolisme, dapat
meningkatkan kadar glukosa darah dan menambah
kalori. Dekstrosa dapat menurunkan atau
mengurangi protein tubuh dan kehilangan
nitrogen, meningkatkan pembentukan glikogen
dan mengurangi atau mencegah ketosis jika diberikan dosis yang cukup. Dekstrosa
dimetabolisme menjadi CO2 dan air, maka larutan
dekstrosa dan air dapat mengganti cairan tubuh
yang hilang. Injeksi dekstrosa dapat juga
digunakan sebagai diuresis dan volume pemberian
tergantung kondisi klinis pasien. LARUTAN PENCUCI PADA OPERASI LAMBUNG Larutan irigasi adalah larutan steril, bebas pyrogen
yang digunakan untuk tujuan pencucian dan
pembilasan. Sodium Klorida ( NaCl ) secara umum
digunakan untuk irigasi ( seperti irigasi pada
rongga tubuh, jaringan atau luka ). Larutan irigasi
NaCl hipotonis 0,45% dapat digunakan sendiri atau tanpa penambahan bahan tambahan lain. Larutan
irigasi NaCl 0,9% dapat digunakan untuk mengatasi
iritasi pada luka. ( DI 2003 hal 2555 ) Larutan irigasi dimaksudkan untuk mencuci dan
merendam luka atau lubang operasi, sterilisasi
pada sediaan ini sangat penting karena cairan
tersebut langsung berhubungan dengan cairan dan
jaringan tubuh yang merupakan tempat infeksi
dapat terjadi dengan mudah.( Ansel hal 399 ) INFUS PENDERITA DIARE BERAT (LOCKE RINGER) Locke – Ringer mengandung zat-zat yang
dibutuhkan tubuh yaitu elektrolit-elektrolit dan
karbohidrat sesuai untuk penderita diare berat Digunakan norit, yaitu untuk menyerap pirogen
dan mengurangi kelebihan H2O2. Cara sterilisasi
yang digunakan adalah dengan teknik otoklaf
karena bahan-bahan yang digunakan tahan panas Pembahasan : hipertonis (harap diperhatikan laju
tetesan per menit) INFUS UNTUK PENGELOLAAN METABOLIK
ALKALOSIS Alkalosis metabolik adalah suatu keadaan dimana
darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar
bikarbonat. Alkaosis metabolik terjadi jika tubuh
kehilangan banyak asam. Sebagai contoh adalah
kehilangan sejumlah asam lambung selama
periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung
(seperti yang kadang-kadang dilakukan di rumah
sakit, terutama setelah pembedahan perut) Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik
terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu
banyak basa dari bahan-bahan seperti soda
bikarbonat. Selain itu, alkalosis metabolik dapat
terjadi bia kehilangan natrium atau kalium dalam
jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam
basa darah. Penyebab utama alkalosis metabolik : 1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam
etakrinat) 2. Kehilangan asam karena muntah atau
pengosongan lambung 3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma
cushing atau akibat penggunaan kortikosteroid). Gejala : 1. Alkalosis metabolik dapat menyebabkan
iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut dan
kejang otot, atau tanpa gejala sama sekali. 2. Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi
kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot
yang berkepanjangan (tetani). 3. Diagnosa dilakukan pemeriksaan darah arteri
untuk menunjukkan darah dalam keadaan basa. Pengobatan : Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan
pemberian cairan dan elektrolit (natrium dan
kalium) INFUS LARUTAN IRIGASI GLISIN Larutan irigasi adalah sediaan larutan steril dalam
jumlah besr. Larutan tidak disuntikkan ke dalam
vena, tapi digunakan di luar sistem peredaran
darah dan umumnya menggunakan jenis tutup
yang diputar atau plastik yang dipatahkan,
sehingga memungkinkan pengisian larutan dengan cepat. Larutan ini digunakan untuk merendam
atau mencuci luka2. Sayatan bedah atau jaringan
tubuh dan dapat pula mengurangi pendarahan. Persyaratan larutan irigasi adalah sbb : 1. Isotonik 2. Steril 3. Tidak disbsorpsi 4. bukan larutan elektrolit 5. Tidak mengalami metabolisme 6. Cepat diekskresi 7. Mempunyai tekanan osmotik diuretik 8. bebas pirogen Larutan irigasi glisin digunakan selama operasi
kelenjar prostat dan prosedur transuretral lainnya.
Larutan yg digunakan untuk luka dan kateter
uretra yg mengenai jaringan tubuh hrs disterilkan
dgn cara aseptis. INFUS IV YG MGD NUTRISI Glukosa termasuk monosakarida dimana sebagian
besar monosakarida dibawa oleh aliran darah ke
hati. Di dalam hati, monosakarida mengalami
proses sintetis menghasilkan glikogen, oksidasi
menjadi CO2 dan H2O atau dilepaskan untuk
dibawa dengan aliran darah ke bagian tubuh yg memerlukannya. Sebagian lain monosakarida
dibawa langsung ke sel jaringan organ tertentu
dan mengalami proses metabolisme lbh lanjut.
Karena pengaruh berbagai faktor dan hormon
insulin yg dihasilkan oleh kelnjar pankreas, hati
dapat mengatur kadar glukosa dalam darah. Kadar glukosa dalam darah merupakan faktor yg sgt
penting utk kelancaran kerja tubuh. INFUS IV RINGER LAKTAT Jika untuk mengatasi kondisi kekurangan volume
darah, larutan natrium klorida 0,9% - 1,0%
menjadi kehilangan maka secara terapeutik
sebaiknya digunakan larutan ringer, larutan ini
mengandung KCl dan CaCl2 disamping NaCl.
Beberapa larutan modifikasi jg mengandung NaHCO3 maka larutan dapat disterilakan dengan
panas yang stabil. Pengautoklafan larutan natrium
hidrogen karbonat hanya diproses mempunyai
penyaringan kuman. Pembahasan : larutan ini bersifat hipertonis.
Harap diperhatikan laju tetesan per menit. Laju
tetesan maksimal 5 ml per menit INFUS IV AMMONIUM KLORIDA (PENDAHULUANNYA SAMA DENGAN ALKALOSIS
METABOLIK) Ammonium klorida digunakan sebagai z.a yang
dapat berkhasiat untuk pengobatan gangguan
metabolisme alkalosis dalam tubuh serta
menggantikan ion klorida yang hilang dalam
tubuh. INFUS IV MENGANDUNG ELEKTROLIT DAN
KARBOHIDRAT Walaupun cairan infus intravena yang diinginkan
adalah larutan yang isotonis untuk meminimalisasi
trauma pada pembuluh darah, namun cairan
hipotonis maupun hipertonis dapat digunakan.
Untuk meminimalisasi iritasi pembuluh darah,
larutan hipertonis diberikan dalam kecepatan yang lambat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar